Kunjungan Menteri PPN/Kepala BAPPENAS
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Andrinof Chaniago menyatakan komitmen Pemerintah Pusat menata pinggiran sungai Kapuas dikota Pontianak. Dia melihat selama ini sungai Kapuas tidak dimanfaatkan sebagaimana Negara-negara lainnya. “Karena di negara lain sungai besar seperti ini (Kapuas) dimanfaatkan jauh lebih baik, “ungkapnya di Pontianak, jumat (5/6).
Agenda utama menteri andrinof ke Pontianak adalah untuk melihat langsung kondisi sungai Kapuas yang kemudian akan dilanjuti dengan perencanaan penataannya. Sejak pagi andrinof menggelar pertemuan dibalai petitih, kantor gubernur Kalbar. Sore harinya dia menyusuri sungai Kapuas dan sungai landak, dilanjutkan dengan pertemuan ditaman alun Kapuas malam hari.
Menunjukkan keseriusannya, dalam kunjungan kali ini ke Kota Pontianak, Adrinof membawa serta empat orang Deputinya yaitu Deputi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, Deputi Sarana dan Prasarana, Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan beserta pejabat setingkat Direktur serta beberapa tenaga ahli. Kunjungan tersebut dimanfaatkan oleh menteri beserta rombongan untuk melakukan koordinasi awal terkait rencana pengembangan kawasan tepian Sungai Kapuas yang berada di Sungai Kapuas.
Dalam acara pagi hari di Balai Petitih kantor Gubernur Kalbar, dihadapan Gubernur Kalbar beserta beberapa bupati/walikota dari kabupaten/kota di provinsi Kalbar yang hadir, Andrinof mengatakan bahwa upaya revitalisasi kawasan tepi sungai Kapuas harus menyeluruh, meliputi revitalisasi ekonomi, fisik, sosial dan kelembagaan untuk mewujudkan kota layak huni, smart city dan green city.
Andrinof berjanji akan menata tepian Sungai Kapuas. Dia menganggap sungai terpanjang di Indonesia yang melintasi Pontianak itu adalah sumber daya yang begitu besar. Berpeluang mendatangkan pendapatan daerah dan negara melalui pariwisata.
Melihat sungai dibanyak negara yang dimanfaatkan dengan baik sehingga mendatangkan kemakmuran bagi masyarakatnya, Andrinof ingin itu juga terjadi di Indonesia, khususnya Pontianak. Dia mengambil contoh Bangkok, Shanghai, Guangzhou, bahkan Lyon di Prancis. Menurutnya, menyamakan Pontianak dengan kota-kota di Eropa maupun Asia bukanlah mimpi.
Pengembangan kota air atau berbasis waterfront city perlu mempertimbangkan perencanaan kawasan yang meliputi aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Aspek sosial meliputi usaha pemenuhan kebutuhan masyarakat, peningkatan kualitas hidup dan peningkatan kesejahteraan individu, keluarga dan masyarakat diwilayah pengembangan.
Tidak hanya Sungai Kapuas, dia ingin menata Pontianak secara umum. Bahkan janjiya, Andrinof membantu Pontianak menata kota dengan menerjunkan 20 ahli tata kota dari Bappenas. Menurut Andrinof upaya revitalisasi kawasan tepias Sungai Kapuas mesti menyeluruh, meliputi revitalisasi ekonomi, fisik, sosial, dan kelembagaan untuk mewujudkankota layak huni, smart city dan green city. Pengembangan kota air atau berbasis waterfront city perlu mempertimbangkan perencanaan kawasan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Aspek ekonomi meliputi kegiatan ekonomi skala local, regional, dan nasional yang berkesinambungan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah pengembangan aspek perkembangan meliputi usaha pencegahan kerusakan dan pelestarian terhadap keseimbangan lingkungan.
Aspek sosial meliputi usaha pemenuhan kebutuhan masyarakat, peningkatan kualitas hidup dan peningkatan kesejahteraan individu, keluarga dan masyarakat di wilayah pengembangan.
“Aspek lingkungan meliputi usaha pencegahan kerusakan dan pelestarian terhadap keseimbangan lingkungan,” jelasnya.
Menurut Andrinof, Sejak tahun 1771 sungai Kapuas memiliki nilai budaya dan historis yang memegang peranan penting dalam pengembangan kota bertipikal kota air. Hanya saja, pembangunan tersebut belum didukung dengan regulasi yang mengatur kesinambungan pembangunan secara menyeluruh dan terintegrasi dengan konsep “waterfront city”. “Perkembangan tersebut memicu pembangunan organik yang cenderung kumuh pada area tepian sungai,” paparnya.
Andrinof menambahkan, pengembangan tepian sungai juga memiliki sensitifitas tinggi terhadap degradasi lingkungan. Oleh karenanya, pengembangan tepian sungai Kapuas kedepan membutuhkan strategi revitalisasi fisik dan non fisik yang dapat menghidupkan aktifitas masyarakat dan dunia usaha di kawasan tepi sungai secara terpadu.
Andrinof mengatakan kondisi Pontianak yang tidak memiliki sumberdaya alam harusnya dapat dimanfaatkan potensi ekonomi yang begitu besar pada sungai Kapuas. “Di Bangkok, di Sanghai, di Guangzhou, termasuk di Eropa sungai yang besar seperti ini dijadikan aset untuk menggerakkan ekonomi. Transportasi tetap dimanfaatkan, tetapi disini pariwisata belum. Banyak sekali kegiatan yang dapat dilakukan, wisata kuliner dan dikombinasi dengan wisata lainnya. Pasarnya besar sekali,” katanya.
Komitmen ini disampaikan serius oleh pemerintah melalui Andrinof, akan tetapi dia belum dapat menyebut kisaran anggaran yang bakal dikucurkan. Saat ini pemerintah bersama Pemerintah Provinsi Kalbar dan Pemkot Pontianak tengah mematangkan perencanaan. “kalau sudah idenya dari pemerintah pusat tentu kami dukung. Belum bisa bicara anggaran, tetapi kalau pemerintah melihat pentung tentu kami akan membangun. Matangkan dulu perencanaannya baru kemudian fisiknya,” tutur Andrinof.
Andrinof tidak menyebut konsep pembangunannya. Dia menyebut untuk membangun sebuah kota sungai sebaiknya belajar dengan kota yang karakternya mirip namun sudah maju pemanfaatannya. “Salah satu yang mirip itu Lion di Perancis.”
Jika pemerintah sudah sinergis, Andrinof meminta masyarakat Kota Pontianak mendukungnya. Tidak susah, cukup dengan menjaga kebersihan. Tidak membuang sampai di sungai kemudian melarang orang lain melakukanny aadalah peran terpenting. “Kalau Sungai Kapuas bersih, rapi Kota Pontianak akan sejajar dengan kota-kota lainnya di dunia. Ini bukan mimpi tidak lama lagi terwujud,” ujarnya.
Selanjutnya Gubernur Kalbar, Cornelis mengatakan jika sungai dikelola dengan baik akan menjadi sumber pendapatan daerah dan Negara. Dia ingin pola piker masyarakat tidak lagi terkunjung di tingkat local, nasional, atau regional. “Kita harus sudah berbicara tingkat dunia. Bagaimana cara kita agar orang mau dating, ya dengan keindahan kota,” ungkapnya.
Pembangunan tepian Sungai Kapuas dan menjaga kebersihannya bukan investasi jangka pendek. Dalam waktu lama masyarakat Kota Pontianak dan Kalbar umumnya akan merasakan manfaat langsung. “Bukan hanya kepentingan lima tahun, tetapi untuk anak cucu kita juga nantinya. Masyarakat juga harus respon dengan program ini, “paparnya.
Wali Kota Pontianak, Sutarmidji menganggap kedatangan dan komitmen Menteri Andrinof adalah anugerah bagi kota ini. “Ada menteri yang begitu serius membangun kawasan pinggir Kapuas,”ucapnya.
Setelah menghadiri acara di Balai Petitih dan melakukan sholat Jum’at, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Republik Indonesia, Dr. Andrinof Chaniago beserta rombongan mengunjungi Universitas Tanjungpura (UNTAN). Kedatangan Bapak Menteri disambut oleh Rektor UNTAN, Prof. Dr. H. Thamrin Usman, DEA didampingi istri dan jajaran pejabat di lingkungan UNTAN.
Agenda Menteri Andrinof di Kampus Khatulistiwa ini, antara lain: Kuliah Umum dan Penandatanganan Nota Kesepahamana (MoU) antara UNTAN dan BAPPENAS. Dalam Kuliah Umum tersebut, Dr. Andrinof yang juga merupakan Dosen Ilmu Politik Universitas Indonesia memaparkan tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019. Kuliah Umum diikuti oleh peserta yang berasal dari civitas akademika Fakultas Ekonomi serta dari kalangan Pemerintah Daerah.
Selain Kuliah Umum, dilaksanakan pula penandatanganan MoU antara UNTAN yang diwakili oleh Rektor dan BAPPENAS yang diwakili oleh Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah, Kementerian PPN/BAPPENAS RI. MoU antara UNTAN dan BAPPENAS ini berkaitan dengan pembangunan desa dan kawasan perdesaan serta bidang-bidang lain yang relevan kedepannya. Melalui MoU ini diharapkan dapat terjalin kerjasama yang baik antara UNTAN sebagai institusi pendidikan dengan Kementerian PPN/BAPPENAS.
Sore harinya setelah beristirahat sejenak di hotel, sebelum menyusuri Sungai Kapuas dengan kapal, pada sore hari Adrinof bersama Walikota dan Wakil Walikota Pontianak mengunjungi Taman Alun Kapuas, yang merupakan kawasan waterfront yang pertama dibangun oleh Pemerintah Kota Pontianak.
Di kesempatan itu Menteri Adrinof melakukan penanaman pohon pelindung di kawasan waterfront Taman Alun Kapuas diikuti oleh Walikota Pontianak dan Wakil Walikota Pontianak dengan didampingi segenap Kepala SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Pontianak serta Bujang dan Dare Pontianak.
Saat menyusuri Sungai Kapuas dan Sungai Landak, Sutarmidji menunjukan kepada Andrinof apa yang telah dilakukan untuk mewujudkan waterfront city dan kawasan mana yang belum tuntas.”Tinggal masyarakat harus mendukung program ini.
Untuk kebersihan jangan lagi ada jamban di Sungai. Kalau mau pindahkan jamban ke darat sampaikan ke kami. Kami ada programnya,” ucap Sutarmidji.
Masih dalam rangkaian kunjungan Menteri PPN, pada malam harinya Menteri Adrinof menghadiri malam ramah tamah yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Pontianak di Taman Alun Kapuas yang dihadiri juga oleh masyarakat kota Pontianak.
Dalam kesempatan tersebut, Walikota Pontianak Sutarmidji meluncurkan pelayanan izin mendirikan bangunan (IMB) khusus perumahan dalam waktu empat hari. “Kalau empat hari tidak selesai sampaikan langsung ke saya. Telepon saya,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut kepada Andronif, Sutarmidji menyebut Pemkot Pontianak terus melakukan inovasi dan percepatan. Salah satunya penghapusan izin, dari 99 izin menjadi 14 izin, “Saya masih kaji untuk memangkas lagi jadi hanya sepuluh sampai dua belas izin,” katanya.
Pelayanan IMB perumahan dilakukan dalam empat hari dalam rangka memacu investasi properti di daerah ini. Sutarmidji mengatakan, Pontianak sebagai kota jasa dan perdagangan harus terus melakukan inovasi dan percepatan agar investor mau berusaha di daerah ini.
Dengan demikian ekonomi tumbuh dengan baik. “Kami terus melakukan inovasi, inovasi, inovasi. Percepatan, percepatan, percepatan,” ungkapnya.
Setelah terus memangkas perizinan dalam dua periode menjadi wali kota, Sutarmidji mengatakan saat ini konsentrasi Pemkot Pontianak adalah melakukan percepatan pelayanan.
Meski demikian bukan berarti dia menganggap pemangkasan izin sudak cukup. Ada lagi perizinan yang akan dipangkas dalam tahun ini. Namun, Sutarmidji belum menyebutnya. “Akhir tahun ini kami upayakan ada lagi (izin) yang dipangkas. Sisanya nanti sepuluh sampai dua belas izin,” jelasnya.
Khusus IMB perumahan yang baru diluncurkan, Pemkot Pontianak masih mengupayakan agar dilakukan lebih cepat. Kalau sekarang empat hari nanti bisa kurang dari itu. “Akhir tahun nanti dua hari bisa selesai,” ucap Sutarmidji.
Pada peluncuran IMB perumahan empat hari, secara simbolis pemkot menyerahkan dua izin pendahuluan kepada dua pengembang. Sutarmidji berjanji pelayanan IMB tepat waktu. “Kalau empat hari tidak selesai sampaikan langsung ke saya. Telepon saya,” ujarnya.
Pelayanan perizinan di Pemkot Pontianak juga memberikan sanksi kepada aparaturnya jika melayani tidak tepat waktu dengan diskon retribusi. “Setiap keterlambatan satu hari pembuat izin dapat potongan retribusi sebesar dua persen,” katanya
Sementara itu Wali Kota Pontianak, Sutarmidj menganggap kedatangan Andrinof dengan komitmennya adalah sebuah anugerah. Tidak hanya berkomentar langsung di depan menteri dan masyarakat, Sutarmidji juga menyebut apresiasinya kepada Andrinof di media sosial.”Kami sangat berterima kasih kepada Pak Menteri. Ini anugerah,” ujar Sutarmidji saat acara di Taman Alun Kapuas bersama Menteri Andrinof dan Gubernur Kalbar Cornelis,.
Penataan pinggir sungai Kapuas sudah dilakukan, namun belum tuntas. Dari dermaga penyebrangan Bardan Nadi sampai ke Pangkalan Senghei, kemudian di tepian Gang kamboja sudah di turap. Tetapi belum diurug karena keterbatasan dana.
Sutarmidji mengajak masyarakat mendukung program penataan tepian kapuas ini. Salah satu yang paling mudah adalah dengan menjaga kebersihan sungai. Meskipun ditata tetapi banyak sampah tidak juga membuat sungai itu menarik. Wisatawan local maupun mancanegara tentunya ingin sungai yang tertata dan bersih. “Masyarakat harus mendukung program ini. Untuk kebersihan jangan lagi ada jamban di sungai. Kalau mau pindahkan jamban kedarat sampaikan ke kami. Kami ada programnya,” katanya.
Apresiasi Sutarmidji kepada Andrinof melalui media sosial menggambarkan suka citanya terhadap komitmen sang menteri. Dia juga mengajak masyarakat bersyukur. “Sebagai warga Kota Pontianak kita sangat berterima kasih kepada Menteri/Kepala Bappenas atas keseriusan beliau membantu menata pinggiran Sungai Kapuas. S
aya mengajak segenap lapisan masyarakat Pontianak anak untuk bersama-sama menjaga kebersihan Sungai Kapuas dan Sungai Landak untuk kemakmuran bersama,” tulisnya melaui akun twitter @BangMidji.
Masih diakun yang sama Sutarmidji mengatakan komitmen Menteri Andrinof memacu semangat Pemerintah Kota Pontianak untuk menata Pontianak. “Sebagai Wali Kota saya akan semakin bersemangat mewujudkan indahnya Pontianak dengan Sungai Kapuasnya. Ayo bersma-sama kita wujudkan keindahan itu.
Sejak jadi wakil wali kota hingga sekarang, baru kali ini saya temui seorang menteri yang sangat serius membantu daerah menata kotanya, dia adalah Pak Andrinof.”