Skip to content

Pemerintah Kota Pontianak Luncurkan Layanan e-Kelurahan secara Online

Pemerintah Kota Pontianak Luncurkan Layanan e-Kelurahan secara Online

Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak mulai resmi menerapkan e-Kelurahan dan e-Kecamatan. Layanan administrasi berbasis online itu secara resmi diluncurkan Wali Kota Pontianak, Sutarmidji bersamaan dengan peresmian Gedung Kantor Bersama di Jalan Sutoyo Kelurahan Parit Tokaya Kecamatan Pontianak Selatan, Senin (18/1).

Dalam kesempatan itu, Sutarmidji bersama para undangan lainnya menyaksikan simulasi bagaimana alur proses e-Kelurahan yang dimohon oleh warga. “Jadi masyarakat Kota Pontianak bisa mengurus surat dari manapun dan kapanpun. Begitu juga dengan lurah-lurahnya, di manapun sudah bisa melayani permohonan dari warganya lewat smartphone,” jelas Sutarmidji usai meluncurkan layanan online dengan alamat website www.e-pemerintahan.com.

Selain semakin mudahnya pelayanan yang bisa diakses warga melalui jaringan internet ini, e-kelurahan dan e-kecamatan ini juga lebih efisien serta hemat biaya dan waktu. Sebab data-data pemohon sudah terekam secara online sehingga masyarakat sebagai pemohon tidak perlu lagi memfotocopy persyaratan yang dibutuhkan. “Februari ini pelayanan Kantor Camat dan Lurah sudah harus online semua,” tuturnya.

Diakui Sutarmidji, dirinya sempat kaget ketika melihat langsung proses pelayanan online e-kelurahan sebab pelayanan dengan cara tersebut tentunya dana yang dikeluarkan justru lebih hemat. Dengan layanan berbasis online itu artinya pemerintah akan lebih mudah memberikan layanan serta kenyamanan bagi masyarakat. “Saya kaget, kenapa tidak dari dulu diterapkan seperti ini.

Bayangkan jika surat-surat itu semua diarsipkan berapa banyak ruangan, belum lagi masyarakat mengeluarkan biaya untuk fotocopy,” ucapnya. Untuk mendukung penerapan sistem pemerintahan berbasis online, Pemkota juga akan melengkapi server induk guna memantau proses layanan serta situasi lalu lintas melalui CCTV. “Jadi bisa dipantau dari satu ruangan oleh kepala daerah, wakil, sekda, camat dan lurah.

Masyarakat juga bisa menginformasikan ke saya melalui pengaduan tadi,” terangnya.
Menurut Sutarmidji, sejauh ini tidak ada kendala yang berarti dalam penerapan pelayanan berbasis online. Namun demikian, Sumber Daya Manusia (SDM) yang mengoperasikan pelayanan itu mesti memahami dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. “Tapi itu tidak sulit dan kita punya banyak SDM namun harus dilatih. Untuk fasilitas peralatan kita sudah siap,” jelasnya.

 

Layanan e-Kelurahan Bagian dari Smart City Pontianak 

Layanan e-Kelurahan yang diluncrukan oleh Pemeirntah Kota Pontianak merupakan bagian dari implementasi konsep smart city Pontianak. Smart City dirancang untuk meningkatkan kualiatas hidup orang-orang yang tinggal di kota. Dalam prosesnya indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur pencapaian sebuah kota cerdas adalah: 

  • smart living,
  • environment (lingkungan),
  • utility (ultilitas/prasarana),
  • economy (ekonomi),
  • mobility (mobilitas),
  • people (manusia, masyarakat).

Keenam konsep kota cerdas ini dapat dikembangkan berdasarkan kriteria dan karakteristik kebutuhan penduduk perkotaan, yang tidak sama antara kota yang satu dengan yang lainnya. Ulasan mengenai Smart City banyak sebenarnya sudah lama “didengungkan” oleh IBM sebuah perusahaan terkemuka dunia, telah memperkenalkan konsep kota cerdas beserta enam indikator kota cerdas.

Membangun kota cerdas tentu membutuhkan prasarana penunjang seperti perangkat teknologi dan sistem informasi teknologi. Untuk mewujudkannya butuh energi yang tidak sedikit sementara sumber pasokan energi di Indonesia masih terseok-seok?. Disamping itu yang perlu dipertimbangkan atas konsep pembangunan kota adalah seberapa jauh pemerintah, akademisi, dan masyarakat mengenali dan memahami masalah kotanya. Keberhasilan kota cerdas di kota Seoul, Singapura, Amsterdam, Copenhagen, Melbourne tidak terjadi serta merta. Kota – kota ini sebelumnya telah melalui fase pembangunan kota yang sangat matang.

Kota cerdas di beberapa negara tentu sudah matang dalam penanganan masalah banjir, kemacetan, ledakan penduduk, air bersih. Ada tahapan pembangunan yang jelas, kemudian diterjemahkan sebagai konsep pembangunan, sehingga tahapan pembangunan tata kota di negara maju berlangsung secara berkelanjutan. Kemapanan ini perlu dilanjutkan dalam sebuah sistem agar tidak berhenti pada periode tertentu saja, maka lahirlah konsep smart city/kota cerdas yang menjadi konsep besar dari Sustainable city.

Jangan dilupakan bahwa kesuksesan kota cerdas di negara lain adalah karena faktor budaya. Dan budaya dimulai dari hal paling sederhana, bagaimana berjalan, dimana membuang sampah, bagaimana menjaga fasilitas publik dan bagaimana hidup seimbang dengan lingkungan. Semua pemahaman tentang budaya tersebut sudah cukup membuat kota kita semakin cerdas, kota cerdas karena masyarakatnya juga cerdas, sederhana.

Perkembangan teknologi yang semakin pintar membuat konsep smart tak hanya diterapkan pada berbagai perangkat, tetapi pada berbagai sistem atau tatanan. Salah satunya yang mencuat akhir-akhir ini adalah konsep smart city. Konsep yang disebut sebagai kota pintar ini adalah konsep yang mengetengahkan sebuah tatanan kota cerdas yang bisa berperan dalam memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi secara cepat dan tepat.

Selain itu, konsep kota pintar ini juga memang dihadirkan sebagai jawaban untuk pengelolaan sumber daya secara efisien. Bisa dibilang, konsep kota cerdas ini adalah integrasi informasi secara langsung dengan masyarakat perkotaan.

 

Indikator Smart City

Konsep smart city sendiri pertama kali dikemukakan oleh IBM, perusahaan komputer ternama di Amerika. Perusahaan tersebut memperkenalkan konsep smart city untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat perkotaan. Untuk menyukseskan konsep kota pintar ini, IBM menelurkan enam indikator yang harus dicapai. Keenam indikator tersebut adalah masyarakat penghuni kota, lingkungan, prasarana, ekonomi, mobilitas, serta konsep smart living.

Dengan mengoptimalkan keenam indikator tersebut, konsep smart city bukan lagi sebuah wacana belaka. Namun, perlu diingat, keenam indikator ini bisa lebih difokuskan atau dimaksimalkan salah satunya. Misalnya, kota Copenhagen. Kota yang ada di Denmark ini memfokuskan diri untuk pengoptimalan bidang lingkungan. Karena hal ini, Copenhagen dianggap sebagai salah satu kota pintar di dunia. Predikat smart city juga dimiliki oleh Seoul. Ibu Kota Korea Selatan tersebut fokus pada pelayanan publik pada bidang teknologi informasi. Tidak aneh jika kota ini memiliki jaringan internet tercepat di dunia.