Penataan Jalan Sungai Jawi: Jembatan Akan Dikurangi dan Kawasan Sekitar Sungai Akan Ditata
sebagi rangkaian program penataan jalan paralel Sungai Jawi, Pemerintah Kota Pontianak kembali melakukan pembongkaran jembatan yang berda di Sungai Jawi, Sabtu (5/12). Dalam kesempatan tersebut Sebanyak 12 jembatan dibongkar. “Tahun depan ditargetkan sebanyak 30 jembatan yang menyusul akan dibongkar. Insya Allah bisa lebih dari 30 jembatan,” ujar Wali Kota Pontianak, Sutarmidji disela-sela peninjauan pembongkaran jembatan.
Sutarmidji berharap di tahun 2017 penataan kawasan di sepanjang Sungai Jawi akan tuntas. Ke depan disepanjang Sungai Jawi mulai dari muara di Sungai Kapuas sampai dengan batas kota diperkirankan hanya akan ada 9 hingga 11 jembatan sebagai akses warga untuk menuju jalan utama. Keberadaan jalan paralel Sungai Jawi bukan untuk mengalihkan arus lalu lintas, melainkan sebagai akses warga yang berada di sekitarnya untuk melewati jembatan menuju jalan utama. Artinya setiap jalan di kiri dan kanan sungai akan diatur tetap dua jalur.
Kawasan jalan paralel Sungai Jawi ini nantinya akan diproyeksikan menjadi wisata kuliner pada malam hari. Aktifitas berjualan kuliner ini hanya khusus malam hari, sementara pagi hingga sore hari akses jalan paralel harus bebas dari pedagang. “Tahun depan kawasan tersebut akan dibangun taman, lampu hias serta tempat masyarakat untuk sekadar bersantai menikmati suasana pinggir sungai.
Pusat Kuliner di Kota Solo
Konsep tersebut akan didesain sedemikian rupa sehingga akan menjadi pusat wisata baru di Kota Pontianak berbasis Kuliner. Apabila di Singkawang terdapat Pasar Hongkong yang ramai dengan penjual makanan di malam hari, nanti di kawasan jalan parallel Sungai Jawi ini aka nada pula pusat keramaian serupa, bahkan diprediksi lebih menarik karena letaknya berada di pinggiran Sungai Jawi. Terlebih bila disertai dengan penataan taman dan tata lampu yang menarik di sepanjang sungai.
Kawasan ini jadi kawasan wisata air nantinya,” paparnya. Para pedagang kuliner nantinya akan ditata oleh Pemkot dengan memperhatikan aspek-aspek seperti kebersihan gerobaknya, titik-titik tempat berjualan ditentukan, jenis makanan yang dijual dan limbah yang dihasilkan dari jualan kuliner itu juga diperhatikan pembuangannya, jangan sampai dibuang ke Sungai Jawi.
“Yang jelas rapi dan orang bisa menikmati makanan apapun di Sungai Jawi. Coba saja lihat nanti hasilnya, ini pasti akan menjadi salah satu pilihan kuliner malam yang menjadi bagian wisata kuliner di Kota Pontianak,” ucap Sutarmidji.
Setelah tuntas pembongkaran jembatan, pihaknya akan melakukan penghijauan dengan menanami pohon-pohon di sepanjang pinggir Sungai Jawi melibatkan komunitas Masyarakat Cinta Sungai Jawi Bersih. “Kita ingin menunjukkan bahwa masyarakat Pontianak bisa menjaga sungainya. Sungai Jawi ini juga berfungsi sebagai drainase primer untuk menampung dan menyalurkan semua air khususnya di wilayah Kecamatan Pontianak Kota dan sebagian Pontianak Selatan,” pungkasnya.
Potensi untuk Dikembangkan
Melihat dari kondisi yang ada kawasn tepian sungai Jawi yang berada di sekitar jalan parallel memang meiliki potensi yang bagus untuk diproyeksikan sebagai pusat wisata kuliner khususnya di malam hari. Karena di kawasan tersebut di malam hari aktifitas toko maupun warung yang ada sudah tutup sehingga kondisinya cukup lengang. Sehingga apabila dimanfaatkan sebagai kawasan kuliner tidak akan menggangu arus lalu lintas.
Akan tetapi memang perlu dipikirkan konsep penataannya. Tentunya diharapkan tidak seluruh kawasan di jalan parallel tersbut dijadikan kawasan kuliner, hanya pada lokasi-lokasi tertentu dengan ditunjang area parkir kendaraan bagi pengunjung nantinya.
Konsep serupa telah diterapkan oleh Pemerintah Kota Bajarmasin, dengan membangun lokasi sentra kuliner “Mandiri” melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Di bawah puluhan tenda-tenda warna warni tepian sungai dan dinaungi pepohonan yang rindang lokasi yang dulunya merupakan kawasan pasar burung tersebut merupakan ideal bagi wisatawan yang ingin berlama-lama menikmati semilirnya angin dan gemericik suara riak air sungai Martapura yang berhulu ke Pegunungan Meratus tersebut.
Apalagi lokasi itu dijual aneka makanan dan kue-kue tradisional sehingga bisa memanjakan selera makan pagi, makan siang , serta makan malam, atau sekedar mencicipi kue kecil atau aneka kue lainnya seraya menghirup panasnya kopi atau teh. Sejauh mata memandang terlihat aneka pemandangan tepian sungai yang sudah dimodifikasi menjadi Water Front City (kota bantaran sungai) yang dibangun Pemkot Banjarmasin dengan dana ratusan miliar rupiah.
Dengan adanya lokasi tersebut akan memudahkan wisatawan yang datang ke kota berpenduduk sekitar 700 ribu jiwa tersebut untuk menikmati kuliner khas setempat, seperti laksa, ketupat kandangan, nasi kuning, lupis, lontong, dan penganan 41 macam. Selain itu juga tersedia makanan nasional, seperti nasi goreng, soto, masakan padang, masakan jawa, masakan Palembang, dan aneka makanan nusantara lainnya di sejumlah kios yang tercatat 52 buah tersebut.
Pusat Kuliner Tepi Sungai Mahakam, Banjarmasin
Wisata Susur Sungai
Satuh hal yang juga perlu dipertimbangkan dalam penataan kawasan Sungai Jawi adalah konsep pemanfaatan sungai tersebut sebagai atraksi wisata. Wisata susur sungai merupakan atraksi wisata yang mungkin perlu dihidupkan di kawasan tersebut. Untuk itu perlu dipertimbangkan desain 9 jembatan yang nantinya akan dibangun di kawasan Sungai Jawi. Harus memungkinkan untuk dilewati perahu/kapal wisata.
Kawasan ini apabila memang ditata dengan baik akan terintegrasi dengan atraksi wisata yang nantinya akan dikembangkan di tepain Sungai Kapuas, sebagai bagian dari pengembangan Pontianak Waterfront city.