Skip to content

Workshop Penyusunan Buku Guru Pendidikan Khatulistiwa Bersinar: Membangun Karakteristik Anak Pontianak yang Peduli terhadap Lingkungannya

Workshop Penyusunan Buku Guru Pendidikan Khatulistiwa Bersinar: Membangun Karakteristik Anak Pontianak yang Peduli terhadap Lingkungannya

Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) BAPPEDA Kota Pontianak Kota Pontianak bekerjasama dengan Wahana Visi Indonesia Area Development Program Kota Pontianak serta Konsultan TRU melaksanakan workshop Penulisan Buku Guru Pendidikan Khatulistiwa Bersinar. Kegiatan terebut berlangusng sejak tanggal 25-29 Januari 2016 di BAPPEDA Kota Pontianak.

Kegiatan ini merupakan rangkaian pelaksanaan Program Clean & Green Equator City yang telah dicanangkan Pemerintah Kota Pontianak pada momen International Seminar on Waste and Water Supply pada tanggal 4 Maret 2014 lalu sebagai bagian kerjasama antara Pemerintah Kota Pontianak dengan Pemerintah Norwegia.

Pendidikan Khatulistiwa Bersinar sendiri merupakan bagian dari Program Clean & Green Eqautor City sebagai wujud Pendidikan Kontekstual Khas Kota Pontianak yang digagas bersama oleh Wahana Visi Indonesia Area Development Program Kota Pontianak bersama BAPPEDA Kota Pontianak.

Dalam awal pelaksanaanya, BAPPEDA Kota Pontianak bersama dengan WVI mengajak 35 Sekolah Dasar di Kota Pontianak untuk berpartisipasi menjalankan Pendidikan Khatulistiwa Bersinar lewat berbagai kegiatan di satuan sekolahnya masing-masing. Dari ragam kegiatan sekolah tersebut, BAPPEDA Kota Pontianak berkoordinasi dengan SKPD Kota Pontianak untuk memberikan supporting agar setiap kegiatan bisa terwujud dengan baik.

Pada proses berikutnya dari 35 Sekolah Dasar yang diajak berpartisipasi menjalankan Pendidkan Khatulistiwa Bersinar, BAPPEDA Kota Pontianak bersama dengan WVI menunjuk 6 sekolah sebagai sekolah pilot untuk kemudian dijadikan sebagai sekolah model. Tujuannya Pendidikan Khatulistiwa Bersinar bisa diaplikasikan secara baik, utuh dan menyeluruh sehingga hasil perubahannya bisa tampak dan akhirnya ditiru (direplikasi) oleh Sekolah Dasar lainnya di Kota Pontianak.

6 sekolah pilot yang ditunjuk melaksanakan Pendidikan Khatulistiwa Bersinar adalah SDN 17 Pontianak Utara, SDN 27 Pontianak Utara, SDN 33 Pontianak Utara SDN 23 Pontianak Barat, SDN 03 Pontinak Kota dan SDN 31 Pontianak Tenggara.

Workshop ini sendiri bertujuan untuk menyusun buku sebagai bahan ajar para guru tentang Pendidikan Khatulistiwa Bersinar, Sehingga buku-buku ini nantinya dapat menginspirasi, memudahkan para pengajar untuk memasukkan nilai-nilai Bersinar didalam muatan ajarnya

Diharapkan dengan tersusunnya buku tersebut akan memberikan berbagai manfaat baik bagi para guru pengajar, maupun bagi para pembaca umum diantaranya:

  • Buku yang Menginspirasi, yang tidak hanya selesai memberi inspirasi bagi para pembacanya, namun juga bisa langsung dipraktekkan dengan kondisi apa adanya sesuaikonteks daerahnya masing-masing. Selain itu Buku tersbut akan memperkaya dan membantu membumikan kurikulum apapun yang sedang diterapkan di Indonesia.
  • Substansi Buku Khatulistiwa Bersinar ini diyakini akan mendorong lahirnya penggunaan kearifan-kearifan lokal di Kota Pontianak sebagai media kegiatan pembelajaran di sekolah yang menambah pengetahuan, mengasah keterampilan dan menumbuhkan sikap pada anak-anak generasi penerus bangsa.
  • Di dalam buku ini akan diceritakan dan dijelaskan secara singkat kondisi umum keadaan sekolah-sekolah di Kota Pontianak. Juga inspirasi pembiasaan-pembiasan unik yang berlaku disekolah-sekolah yang bergerak maju dalam aneka keterbatasan, sehingga memberikan inspirasi untuk selalu melakukan inovasi untuk kemajuan
  • Buku Pontianak Kahtulistiwa bersinar aneka kegiatan kreatif khas kota Pontianak yang ditulis oleh para guru untuk di tiru polanya maupun idenya. Buku yang hadir untuk memudahkan penyebaran gerakan Pendidikan Khatulistiwa Bersinar kepada teman-teman guru di berbagai sekolah di penjuru kota Pontianak.
  • Buku yang akan memudahkan guru-guru untuk memahami gerakan Pendidikan Khatulistiwa Bersinar, karena semua sudah dijelaskan secara rinci dan mendetil (berikut contohcontohnya) pada buku ini. Memudahkan juga berarti bahwa cara atau metode perancangan kegiatan pembelajaran yang ditawarkan akan mempermudah dan membantu kerja guru sehari-hari. Metode unik yang sudah diterapkan oleh para guru Pendidikan Khatulistiwa Bersinar dalam keseharian mereka di sekolah masing-masing.
  • Buku yang membimbing, disiapkan sebagai buku yang akan hadir bersama pengabarnya. Sehingga fungsi buku II sebagai pembimbing penggunaan modul guru . Buku yang membimbing guru hingga paham dan mau berkarya, tidak sekedar tahu dan disimpan sebagai wacana saja. Juga sebagai pembimbing para guru untuk terus dan giat berkarya menciptakan aneka kegiatan kreatif dengan lingkungnya sebagai sarana pembentukan karakter bagi anak didiknya. Sehingga pada akhirnya diharapkan para guru mampu menemukan pola didik sejati untuk anak-anak kota Pontianak.
  • Buku tumbuh, Buku buatan para guru ini bukanlah buku sempurna yang baku dan tidak dapat ditambahkan. Buku ini adalah buku yang disiapkan untuk terus tumbuh seiring dengan kegiatan penyebaran dan penerapan Pendidikan Khatulistiwa Bersinar. Buku yang harus terus disempurnakan dan diperbaiki kekurangannya secara bersama-sama.

 

Mengapa Pendidikan Khatulistiwa Bersinar?

Pada tanggal 20 maret 2015 perkembangan kualitas sumber daya manusia kota Pontianak mulai dikemukakan dan menjadi kerisauan bersama insan pendidik Sekolah Dasar kota Pontianak.

Narasi besar Kota Pontianak BERSINAR (bersih-indahnyaman-aman-ramah) beserta semangat ‘Clean and Green Equator City’ seakan menjadi inspirasi dan motor pembangkit spirit bersama untuk Menyusun langkah-langkah strategis membangun dan menyusun DNA karakter sejati anak kota Pontianak. Dimulai dari pendidikan khususnya tingkat pendidikan dasar.

Kesadaran bersama insan pendidikan dan pemerintah kota Pontianak ini tampaknya perlahan bergulir dan membutuhkan satu kalimat pemersatu yang dapat menjadi magnet perubahan. Untuknya Gagasan ‘Pendidikan Khatulistiwa Bersinar’ adalah aksi perubahan yang membutuhkan kerjasama banyak pihak.

Pendidikan Khatulistiwa Bersinar diharapkan hadir untuk mengisi ranah pendidikan karakter kontekstual yang sejalan dengan program besar Pemerintah Pusat dengan NAWACITAnya. Dimana Peran kekuatan konteks atau kekayaan Lingkung adalah tujuan besarnya. Sehingga Posisinya yang selaras bahkan sangat mendukung strategi pendidikan nasional dan pembangunan kualitas manusia Indonesia umumnya. Posisi yang menguatkan peran Bhinneka Tunggal Ika sebagai semangat utuh bangsa Indonesia.

Pendidikan Khatulistiwa Bersinar dapat menjadi pondasi untuk berbagai jenis metode atau jenis pendekatan model pendidikan nasional.Pendidikan Khatulistiwa Bersinar dapat didefinisikan dari berbagai sudut pandang dan pendekatan, sebagai berikut:

  • PENDIDIKAN KHATULISTIWA BERSINAR adalah penjaga dan pelestari modal kekayaan LINGKUNG dan kekuatan masyarakat kota Pontianak. (Inclusive Wealth Index)
  • PENDIDIKAN KHATULISTIWA BERSINAR adalah Upaya membangun kesadaran dan kemauan kuat (karakterk) SDM kota Pontianak yang dimulai dari generasi muda disekolah. Dengan aneka kegiatan bersih hijau nyata yang dapat melibatkan orangtua hingga masyarakat sekitar sekolah.
  • PENDIDIKAN KHATULISTIWA BERSINAR adalah Upaya menumbuhkan sikap/karakter anakanak kota Pontianak melalui kegiatan-kegiatan nyata atau aksi bersih-hijau yang terintegrasi dengan pembelajaaran (kurikulum nasional).
  • PENDIDIKAN KHATULISTIWA BERSINAR memudahkan dan menyalakan kreativitas guru dalam merancang aneka kegiatan bersih-hijau yang terhubung langsung dengan pembelajaran siswa sehari-hari.

 

Maksud dan Tujuan Pendidikan Khatulistiwa Bersinar

Maksud dan Tujuan Pendidikan Kahtulistiwa Bersinar adalah Menggagas Pendidikan Karakter Konteks Kota Pontianak. Kehidupan masyarakat Indonesia tak lepas dari budaya dan kebudayaan, hal ini sangat baik karena pada dasarnya masyarakat selalu bersinggungan dengan kedua hal tersebut untuk mempertahankan keaslian masyarakatnya dan eksistensinya.

Proses pembentukannya membawa kearifan lokal ini menjadi sebuah pesona Indonesia yang tak dimiliki negara lain, yang di sebut jatidiri. Kearifan lokal, walaupun berbagai suku, adalah jati diri masyarakat Indonesia.

Karena itu nilai kearofan lokal (local wisdom) yang ada di masyarakat Pontianak adalah merupakan salah satu bagian dari kebudayaan yang perlu di lestarikan sebagai asset lokal. Lagi pula, kadungan nilai-nilai kearifan lokal Pontianak banyak mengandung unsur karakter positif yang tak semua generasi paham.

Untuk melestarikan nilai-nilai kearifan lokal tersebut, Pemerintah Kota Pontianak merencanakan memberikan muatan budaya lokal melalui Pendidikan Khatulistiwa Bersinar. Adanya program ini adalah bertujuan:

  • Menumbuhkan kecintaan terhadap kebudayaan Kota Pontianak. Derasnya arus globalisasi, modernisasi, memberikan kekhawatiran tersendiri dalam hal mengikis anak muda untuk mencintai kebudayaannya sendiri. Sehingga kebudayaan local atau kearifan lokal yang merupakan warisan leluhur, terinjak-injak oleh budaya asing, terasa teriliminasi di kandangnya sendiri dan terlupakan oleh pewarisnya.
  • Mempertahankan kearifan lokal, memperkuat karakter anak Pontianak Mempertahankan apa yang kita punya adalah kewajiban setiap masyarakat Indonesia, terlebih lagi nilai-nilai atau normanorma leluhur yang mengandung pembangunan karakter, patut di lestarikan. Karena itulah jati diri yang sebenarnya. Maka sangat diperlukan langkah strategis untuk meningkatkan cinta dan peduli terhadap kebudayaan dan kearifan lokal kepada generasi muda, yaitu dengan konsep Pendidikan Khatulistiwa Bersinar
  • Mengangkat jati diri kota Pontianak dengan mengangkat, kearifan local Nilai leluhur terdahulu ada saja cara yang baik untuk menjaga alam sekitarnya. Melalui berbagai ritual juga untuk menjaga kearifan lokalnya. Karena itu generasi sekarang indahnya diajak terus menumbuhkan kecintaan jati dirinya sebagai anak Pontianak. Yaitu melalui Pendidikan Khatulistiwa Bersinar, yang di lakukan dengan mengintegrasikan dalam pembelajaran.
  • Menumbuhkan sikap dan perilaku melalui Pendidikan Khatulistiwa Bersinar, Sektor pendidikan adalah sektor yang paling baik dalam hal menumbuhkan sikap anak-anak generasi kini. Mendekatkan lagi hati mereka yang mulai menjauh dari budaya Pontianak, sehingga jati diri mereka aslinya akan terlihat kembali sebagai masyarakat asli Pontianak. Yaitu masyarakat yang gemar bergotong royong, saling tolong menolong, mengutamakan kebersamaan, saling menghormati, saling menghargai, dan menghargai perbedaan.

 

Proses penulisan awal buku ini teramat unik. Guru-guru kelas dan bidang studi semua terlibat untuk urun rembug menuliskan pengalaman-pengalaman mengajar mereka yang kreatif. Juga membuat rencana atau rancangan ide mengajar yang belum mereka lakukan.

Para Kepala sekolah juga seolah tak mau kalah berbagi dan menumbuhkan kebaikan bersama. Mereka juga menuliskan aneka kegiatan pembiasaan yang dialkukan disekolahnya masing-masingnya.

Buku yang akan mengisi dan menguatkan ke-Bhinnekaan yang menjadi dasar kekuatan bangsa Indonesia. Buku kaya dengan inspirasi yang membimbing kelas-kelas pendidik putra-putri bangsa didaerahnya masing-masing.

Buku yang diharapkan terus tumbuh dan terus menjadi wadah kekayaan LINGKUNGnya. Menjadi rujukan pola didik sejati khas anak-anak kota pontianak yang menjadi bagian dari ekosistem besar peran pendidikan nasional Inddonesia.

 

            

 

Evaluasi Sekolah Pilot Pendidikan Bersinar Khatulistiwa

Dalam kurun waktu satu tahun sejak Pendidikan Khatulistiwa Bersinar dilaksanakan di 6 sekolah pilot, tentu banyak kemajuan dan perubahan. Meskipun belum sempurna namun perubahan yang bisa dianalisa dari keenam sekolah ini adalah:

  1. Kesiapan Sekolah Pilot untuk berubah dan berkomitmen mewujudkan Pendidikan Khatulistiwa Bersinar. Kesiapan sekolah dapat dilihat dari cara sekolah mengolah suasananya (mengelola lingkungan fisik) dan mengolah isi lewat berbagai bentuk kegiatan yang dilaksanakan oleh guru maupun peserta didik sehingga menjadi pembiasaan dan ciri khas dari sekolah tersebut. Olah suasana dan olah isi ini tentunya identik dan sejalan dengan Pendidikan Khatulistwa Bersinar dan program Green and Clean Equator City.
  1. Kemampuan Kepala Sekolah dalam mengajak, memotivasi dan membimbing rekan guru untuk terus melaksanakan kegiatan pembelajaran kontekstual untuk menanamkan karakter baik kepada peserta didiknya sebagai kunci utama keberlangsungan Pendidikan Khatulistiwa Bersinar.

 

SDN 17 Pontianak Utara

Secara fisik SDN 17 Pontianak Utara begitu ideal untuk dijadikan sebagai sekolah pilot. Area dan halaman sangat luas serta bangunan fisik yang kokoh mencerminkan jika sekolah ini dipelihara dengan sangat baik. Namun demikian sebelum SDN 17 menjalankan Pendidikan Khatulistiwa Bersinar susana lingkungan sekolah belum tertata dengan baik. Tidak banyak pohon dan tanaman yang bisa memperlihatkan kehijauan di sekolah ini. Halaman sekolah juga tidak begitu diperhatikan sehingga terkesan tidak membuat nyaman peserta didik untuk bermain.

Sekolah sadar bahwa pembenahan lingkungan sekolah terutama menyangkut kebersihan dan penghijauan adalah prioritas utama. Sangatlah tepat jika kemudian sekolah ini bersedia menerima dan menjalankan program Pendidikan Khatulistiwa Bersinar untuk diterapkan di sekolahnya. Pak Hadari selaku Kepala Sekolah langsung berinisiatif memimpin pembenahan lingkungan fisik sekolah secara bertahap namun konsisten.

Langkah pertama adalah menanam pohon di beberapa titik penting di area sekolah, seperti di depan pagar, di depan kelas, dan di area pintu masuk ke sekolah. Hasilnya mulai terlihat nyata, pohon-pohon itu tumbuh dengan baik dan memberi suasana rindang dan hijau sekolah. Di lorong masuk gerbang sekolah juga dibuat kanopi tinggi dan panjang dari kayu sebagai media tanaman agar bisa menjalar.

Pohon-pohon yang ditanam didapatkan dari bantuan Dinas Pertamanan dan WVI ADP Kota Pontianak yang penanaman awalnya dilakukan oleh Wakil Walikota Pontianak. Setiap pohon yang ditaman dikasih tag atau keterangan nama pohon serta berasal dari bantuan siapa. Di belakang sekolah terdapat apotek hidup atau tanaman obat yang ditanam bersama-sama antara guru dan anak. Sekolah Berkomitmen merawat tanaman ini agar bisa terus tumbuh dengan baik karena satu tanaman dan satu pohon bisa melahirkan ragam kegiatan pembelajaran untuk penumbuhan karakter baik peserta didik.

Selain tanaman pihak sekolah juga membuat taman kolam yang dikelilingi bermcam tanaman pot untuk mempercantik suasana. Taman dan kolom ini tentu bisa dimanfaatkan oleh anak untuk bermain atau membaca buku pada saat jam istirahat tiba. Mengenai pembiasaan membaca peserta didik, sekolah membuat gerobak baca yang memiliki susunan rak dan diisi dengan berbagai buku bacaan.

Gerobak baca ini sangat simpel dan portabel karena bisa dilipat dan dipindahkan kemanapun ke tempat yang banyak kerumunan anak. Dengan begitu sekolah membiasakan agar anak senang membaca yang bisa menambah wawasan serta pengetahuan mereka. Saat peserta didik belajar di dalam kelas, gerobak baca ini akan dibawa ke tempat di mana para orangtua menunggu anaknya pulang. Orangtua pun didorong untuk membiasakan diri mengisi waktu dengan kegiatan bermanfaat. Dengan demikian secara tidak langsung sekolah melakukan edukasi kepada orangtua bahwa tidak hanya anak yang harus belajar, orangtuapun wajib memiliki wawasan luas.

Mengenai pedagang yang banyak di area depan jalan, sekolah tidak mengusir langsung mereka. Sekolah hanya memberikan pengetahuan kepada anak mengenai jajanan yang sehat dan tidak serta dampak sampah yang dihasilkan dari jajan di luar. Sampah yang dimaksud adalah sampah plastik dan tusuk sate. Secara bertahap anak mulai sadar bahwa sampah yang dihasilkan dari jajan mereka bisa merusak keindahan sekolah. Anak-anakpun secara bertahap tidak membeli jajanan kepada para pedagang yang ada di depan pagar. Hasilnya, pedagang mulai sadar bahwa keberadaan mereka tidak baik buat keindahan, kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah. Secara bertahap pula para pedagang tidak lagi berjualan.

Sebagai gantinya, pihak sekolah menyediakan kantin sehat yang disedikan di belakang sekolah. Kantin ini dikelola oleh para penjual yang sudah dikenal menjajakan makanan sehat. Mereka juga bertanggung jawab untuk membersihkan setiap sampah yang dihasilkan dari hasil dagangannya. Untuk penanaman karakter kejujuran, sekolah membuat kantin jujur. Kantin ini adalah koperasi milik sekolah yang menjual berbagai kebutuhan sekolah anak. Setiap anak bisa belanja dan mengambil barang yang ia inginkan dan membayarnya sesuai dengan harga yang tertera di barang tersebut. Bila ada uang kembalian, anak akan mengambil sendiri uang kembaliannya. Kehadiran kantin jujur ini tentu bisa mengasah sikap kejujuran anak dengan memberikan pengalaman langsung.

Perubahan kecil bertahap dan konsisten yang diperlihatkan SDN 17 Pontianak Utara secara tidak langsung menggambarkan kepemimpinan yang baik dari Kepala Sekolah, Pak Hadari. Beliau sebenarnya baru sekitar dua tahun menggantikan Ibu Tuti, Kepala Sekolah yang lama. Namun sikap kesederhanaan, keterbukaan serta keluwesan beliau dalam memimpin langsung bisa diterima dan diapresiasi oleh seluruh warga sekolah baik anak, guru maupun orangtua. Beliau sanggup mengarahkan rekan guru untuk terus memberikan kegiatan pembelajaran yang di dalamnya termuat pembiasaan dan penumbuhan karakter baik kepada peserta didik sebagai wujud komitmen sekolah pilot Pendidikan Khatulistiwa Bersinar. Rekan guru menerima dengan senang hati setiap arahan dari Kepala Sekolah dan siap menjalankan apapun termasuk melaksnakan kegaitan pembelajaran kreatif di kelasnya masing-masing.

Secara garis besar SDN 17 Pontianak Utara sangatlah siap bila kemudian ditunjuk sebagai sekolah model penerapan Pendidikan Khatulistiwa Bersinar. Kepemimpinan yang baik dari Pak Hadari menjadi jaminan tersendiri bahwa program pendidikan kontekstual ini bisa dilaksanakan dan menghasilkan sesuatu yang sangat baik. Kegiatan pembiasaan dan penumbuhan karakter peserta didik bisa diukur dari setiap kegiatan yang dihasilkan. Bila ada bantuan dari SKPD yang diberikan kepada sekolah untuk mendukung peningkatan proses pembelajaran, maka bantuan tersebut akan dimanfaatkan semaksimal mungkin dan paling utama bantuan tersebut akan dirawat, dipelihara dan dijaga dengan baik juga.

 

SDN 27 Pontianak Utara

Sebelum ditunjuk sebagai sekolah pilot Pendidikan Khatulistiwa Bersinar, SDN 27 Pontianak Utara tidak ubahnya sekolah dasar lainnya di Kota Pontianak yang terbiasa dengan rutinitas administrasi sekolah. Guru-guru melaksanakan kegiatan pembelajaran seperti biasa saja tanpa inovasi dan kreatifitas. Kebersihan sekolah diurus namun bukanlah prioritas utama. Sampah yang berserakan seolah menjadi pemandangan biasa. Pohon dan tanaman tidak banyak tumbuh di sekolah ini memberikan gambaran sekolah yang kering dan kurang mendapatkan perhatian. Kondisi ini belum lagi ditambah dengan sebagian bangunan sekolah yang di beberapa bagian terlihat rusak karena lapuk ataupun retak.

Begitu ditunjuk sebagai sekolah pilot, SDN 27 membenahi diri secara perlahan, bertahap, komitmen dan konsisten. Pohon-pohon mulai ditanam di lingkungan sekolah. Penanamannya pun dilakukan oleh Wakil Walikota Pontianak langsung sebagai tanda bahwa sekolah ini harus benar-benar rindang dan hijau nantinya. Tidak hanya di dalam halaman sekolah, di luar pun ditanam beberapa pohon yang akan membentuk menjadi pagar ketika tumbuh besar nanti. Sekolah berkomitemen merawat dan memelihara pohon-pohon yang ditanam dengan mememberikan penyadaran kepada seluruh warga sekolah.

Secara perlahan juga sekolah mulai membenahi masalah kebersihan. Sampah-sampah berserakan mulai diurus dengan baik dengan membentuk pelopor kebersihan yang anggotanya dari anak-anak kelas atas. Pelopor kebersihan sendiri dilantik langsung oleh Wakil Walikota sehingga menambah rasa bangga setiap anggotanya. Tugas dari pelopor kebersihan adalah menggerakan, mendorong, dan memberikan beberapa inisiatif terkait kebersihan kepada seluruh warga sekolah. Dengan begitu selain memberikan pendidikan kepemimpinan kepada peserta didik, sekolah juga mendapatkan manfaat karena yang bergerak dan berinisiatif justru datang dari anak itu sendiri. Merekalah yang memiliki ide agar sampah dipisah dan diolah lagi. Sekolah pun akhirnya memiliki ide untuk mendirikan bank sampah yang lokasinya tidak jauh dari lingkungan sekolah. Bila ada sudut atau tempat di sekolah yang kotor maka pelopor kebersihan langsung sigap dengan melakukan bersih-bersih di tempat tersebut.

Ibu Lastinah sebagai Kepala Sekolah sangat yakin jika perubahan harus mulai dilaksanakan dari hal-hal yang paling kecil. Beliau melihat bahwa konsep Pendidikan Khatulistiwa Bersinar sebagai sarana penumbuhan karakter baik peserta didik sangatlah baik dan memiliki dampak luar biasa bila diterapkan di sekolahnya. Oleh sebab itu kepemimpinan beliau dalam menjalankan program ini begitu vital bagi keberlangsungannya ke depan. Sangatlah beruntung karena SDN 27 dipimpin oleh beliau yang memiliki visi lebih maju dan berani. Yang paling utama adalah kepemimpinan beliau diakui oleh rekan-rekan guru di sekolah ini sebagai media untuk memberikan warna berbeda pada sekolah yang telah berlangsung secara rutin.

Kepemimpinan berani, tegas tapi luwes yang ditunjukkan oleh Ibu Lastinah memberikan dampak yang luar biasa terhadap cara guru-guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran kepada peserta didiknya. Kreativitas guru secara perlahan mulai meningkat dan banyak ragam kegaiatan pembelajaran kontekstual lahir dari mereka. Guru-guru pun sadar bahwa Pendidikan Khatulistiwa Bersinar bisa dijadikan sebagai sarana untuk menambah dan meningkatkan kompetensi individu yang bisa memberikan manfaat kenaikan golongan/pangkat. Mereka berani menyusun modul Khatulistiwa Bersinar secara kreatif karena mereka sadar hasil tulisan mereka adalah portofolio dan karya pribadi yang bernilai tinggi.

Di mata masyarakat, Ibu Lastinah juga mendapatkan persepsi positif. Beliau sadar bahwa pendidikan anak bukan semata-mata tanggung jawab sekolah. Oleh sebab itu beliau menyelenggarakan kelas orangtua yang didalamnya para orangtua diberikan wawasan mengenai pola asuh anak yang baik di rumah. Kelas orangtua ini rutin dilaksanakan satu minggu sekali di perpustakaan sekolah. Tujuannya orangtua juga bisa mendidik anak mereka untuk terbiasa membaca buku.

Secara garis besar, perubahan yang ditunjukan oleh SDN 27 Pontianak Utara begitu menonjol ketika menjalankan Pendidikan Khatulistiwa Bersinar pada seluruh aktivitas warga sekolah. Bisa dikatakan juga bahwa SDN 27 Pontianak Utara memiliki potensi untuk membuat perubahan yang lebih besar ketika ditunjuk menjadi sekolah model nantinya. Jika memang demikian, hasilnya tidak hanya dirasakan oleh peserta didik namun bisa berimbas kepada masyarakat sekitar karena hubungan dan embrio jalinan dengan masyarakat sudah terjalin dengan sangat baik.

 

SDN 23 Pontianak Barat

Sekolah ini berada di lingkungan yang cukup keras karena terletak tidak jauh dari pelabuhan Kota Pontianak. Masyarakat sekitar yang menyekolahkan anak didiknya di sekolah ini adalah masyarkat yang bekerja di pelabuhan dan karkater mereka terbentuk oleh lingkungan pelabuhan. SDN 23 ditunjuk sebagai sekolah pilot untuk melaksanakan Pendidikan Khatulistiwa Bersinar dengan tujuan selain bisa mempercantik suasana sekolah, juga bisa menumbuhkan karakter baik kepada anak yang berasal dari lingkungan keras tadi. Secara garis besar lingkungan fisik sekolah ini cukup luas dan panjang. Namun sayang bangunan sekolah harus terbagi menjadi dua karena di tengah-tengah bangunan ada gedung PAUD.

Dalam melaksanakan Pendidikan Khatulistiwa Bersinar sekolah memberikan pembiasaan kepada seluruh warga untuk merawat tanaman dengan baik. Ada juga kelompok piket khusus dari anak-anak untuk merawat tanaman ini. Namun demikian karena sekolah tidak memiliki pagar, banyak tanaman yang sudah dirawat ternyata rusak. Batas antara lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat menyatu sehingga masyarakat bahkan hewan ternak dengan mudah masuk ke lingkungan sekolah.

Kegiatan lain yang dilaksanakan adalah dengan menjalankan guru piket untuk mengontrol dan mengawasi anak yang berada di dua gedung yang berbeda. Tidak hanya guru piket, anak piket pun dibentuk untuk saling bertukan melakukan kebersihan di halaman yang berbeda. Oleh sebab itu, untuk menyatukan dan menyamakan persepsi dan kekompakan, sekolah mengadakan pengajian tiap jumat dengan membaca Yasin secara berjamaah yang diikuti seluruh warga sekolah tanpa terkecuali. Dari kegiatan ini akan diketahui bila ada anak yang sakit sehingga kelas yang ada anak sakitnya harus menjenguk, kunjungi teman sakit nama programnya.

Pembiasaan lain yang baik yang ada di sekolah ini adalah ada yel-yel kreatif yang diciptakan oleh guru-guru kepada peserta didiknya. Yel-yel ini bermanfaat untuk membuat bahasa bersama sekolah karena berisi mengenai ajakan dan himbauan tentang pentingnya kebersihan, kesehatan, dan penumbuhan karakter baik lainnya.

Kepala Sekolah SDN 23, Pak Pawadi sepertinya terkesan tertutup dan susah untuk diajak maju. Namun persepsi seperti itu sepenuhnya salah, karena sejatinya beliau belum diberikan panggung dan apresiasi atas kinerja beliau selama ini. Banyak hal hebat yang sudah beliau laksanakan demi menjaga keberlangsungan Pendidikan Khatulistiwa Bersinar di sekolahnya. Mengenai kepemimpinan, beliau melakukannya dengan sangat baik sekali. Beliau bisa mendorong rekan-rekan gurunya untuk terus kreatif dalam memberikan kegiatan pembelajaran di sekolah. Tidak heran jika banyak rekan guru di sekolah ini (meskipun mendekati usia pensiun) masih kreatif dan inovatif dalam menyampaikan kegiatan pembelajaran kepada peserta didik.

 

SDN 33 Pontianak Utara

Sekolah ini baru saja ditunjuk menjadi sekolah pilot dibanding tiga sekolah pilot lainnya yang dijabarkan di atas. Namun begitu respon Kepala Sekolah untuk menerima dan siap menjalankan Pendidikan Khatulistiwa Bersinar begitu menjanjikan. Meskipun lingkungan sekolah kerap kebanjiran akibat aliran sungai yang meluap saat musim hujan tiba, ternyata tidak menyurutkan komitmen Kepala Sekolah mewujudkan Pendidikan Khatulistiwa Bersinar di sekolahnya. Bangunan sekolah yang sedang dalam tahap renovasi pun tidak menyurutkan niat Bu Ana, Kepala sekolah, untuk menjadikan sekolahnya sebagai sekolah pilot Pendidikan Khatulistiwa Bersinar ke depan. Komitmen nyata beliau adalah dengan membuat tulisan panjang tentang Pendidikan Khatulistiwa Bersinar dalam forum Kepala Sekolah seluru sekolah Pilot.

Banyak hal hebat yang sudah dilaksanakan di sekolah ini di antaranya adalah adanya suatu kegiatan pembelajaran membuat tas dari alang-alang yang memiliki nilai jual tinggi. Selain itu, kreativitas guru-guru dalam memberikan pembelajaran kontekstual khas Kota Pontianak juga begitu baik. Meskipun baru pertama kali mengikuti penulisan modul pembelajaran, guru-guru dari SDN 33 cepat dan mudah memahami serta bisa menerapkan langsung kepada peserta didik di kelasnya. Bila didampingi secara intensif lewat suatu kegiatan antar diskusi antar sekolah pilot, maka SDN 33 juga dapat secara cepat mengikuti dan langsung menerapkannya ke dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.

 

SDN 03 Pontianak Kota

Sama halnya dengan SDN 33, SDN 03 Pontianak Kota adalah sekolah yang baru pertama kali ditunjuk sebagai sekolah pilot. Sekolah ini terletak di lingkungan kota dan dipimpin oleh Ibu Suhadaniah yang memiliki keinginan untuk maju dan berubah sangat tinggi. lingkungan sekolahnya sangat terawat, bersih, dan tidak ada lagi penjaja makanan anak-anak menunjukkan bahwa Ibu Suhadaniah adalah pemimpin yang bisa diandalkan untuk menjalankan proses pendidikan Khatulistiwa Bersinar di Sekolahnya.

Kepemimpinan beliau berimbas pada kreativitas guru-gurunya. Sebagian guru di sini adalah guru muda yang selalu haus dengan perubahan dan model baru pembelajaran. Oleh sebab itu ketika mengikuti kegiatan penulisan modul, guru-guru di sini menghasilkan karya kreatif yang bisa menyenangkan peserta didik. Salah satu pembelajaran yang sudah dilaksanakan adalah dengan meleksanakan pembelajaran ‘Kwartet Kota Kame’.

 

---***---

 

written by:

Nurintan Panjaitan, SE, MM.

Kasubbid Litbang Sosial Budaya

BAPPEDA Kota Pontianak